Guestbook -- Buku Tamu


[ View Guestbook -- Lihat Buku Tamu ]  [ Sign Guestbook -- Isi Buku Tamu ]
Free Guestbook by UltraGuest.com


Contents -- Daftar Isi

  • MENGATASI MENTAL BLOCKS PADA PEREMPUAN TUNANETRA
  • Melia Hotels honors Jakarta employee for community leadership
  • Rina, Pekerja Tuna Netra di Hotel Bintang 5
  • RAPAT KERJA Pembahasan RUU HAK-HAK Penyandang DISABILITAS
  • HIDUP MENJADI TUNA NETRA ADALAH ORANG PILIHAN MAKA BERBAHAGIALAH
  • Goodbye (Air Supply)
  • Dancing Queen (ABBA)
  • Nobody Wants to be Lonely (Christina Aguilera)
  • My Way (Frank Sinatra)
  • I Believe I Can Fly (R. Kelly)


  • Saturday, 24 December 2011

    Rina, Pekerja Tuna Netra di Hotel Bintang 5

    Mohammad Rizki Maulana - detikNews

    Sabtu, 03/12/2011 05:17 WIB

    Jakarta - Menjadi penyandang disabilitas bukan merupakan halangan bagi seseorang untuk mandiri. Lihatlah Rina Prasarani, seorang penyandang tuna netra

    yang bisa membuktikan hal tersebut.

    Rina mengidap kelainan mata sejak kecil dan mengalami kebutaan total saat duduk di bangku kuliah, namun itu tidak membuat ia berkecil hati dan patah semangat.

    Sekarang dirinya berhasil menjadi seorang pegawai yang mandiri di salah satu hotel bintang 5 di Jakarta.

    "Sekarang saya bekerja sebagai Customer Service di hotel berbintang 5 di bilangan Jl HR Rasuna Said. Dengan gaji lumayan berkisar Rp 3-4 juta," kata Rina

    saat ditemui wartawan di kantor LSM Agenda, Jalan Cikini V no 15 A, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2011).

    Ia mengakui pada awalnya banyak hambatan yang dihadapinya. Pekerjaan yang menuntut dirinya untuk berhadapan dengan monitor komputer dan telepon dari para

    tamu membuatnya merasa kesulitan. Pada mulanya ia selalu meminta bantuan dari rekan kerjan tetapi hal itu malah membuatnya menjadi dianggap tidak produktif.

    Lambat laun akhirnya ia berusaha dan akhirnya mampu mengatasi hambatan-hambatan yang ada.

    "Untung teman saya ada yang jago IT dan punya software komputer buat bantu kerjaan saya. Software itu untuk bikin Komputer bisa ngomong sendiri. Saya jadi

    bisa mandiri," kisah Rina.

    Keberhasilannya itu membuatnya diganjar penghargaan dari tempat ia bekerja. Ini merupakan prestasi yang cukup membanggakan bagi seorang yang bekerja dengan

    segala keterbatasan.

    "Saya mendapat penghargaan Karyawan Insipiratif di tahun 2009 dan saya juga masuk Nominasi Karyawan Terbaik tahun 2008," ucap Rina dengan bangga.

    Rina yang juga merupakan alumni SMP Tarakanita 4 ini menceritakan pengalamannya menjadi penyandang disabilitas di Indonesia. Menurutnya di Indonesia pemerintah

    belum memperhatikan kemudahan akses bagi para penyandang disabilitas.

    "Di Indonesia fasilitas bagi penyandang cacat tidak bersahabat. Beda dengan di luar negeri yang sangat membantu," keluh Rina.

    Untuk itu ia berharap, kedepan pemerintah lebih memperhatikan pemenuhan hak-hak para penyandang disabilitas. Karena ia merasa penyandang disabilitas di

    Indonesia belum sepenuhnya mendapat pelayanan, penghormatan dan pemenuhan terhadap hak-hak mereka.